Penyebab utama dari malas belajar
Banyak orang tidak sadar kalau penyebab orang tidak bisa
memahami pelajaran sebenarnya bukan karena isi atau konten dari pelajaran itu
atau karena malas. Kalau soal Rasa itu memang bisa muncul kapan saja. Tapi
seseorang disebut malas karena ada hal penting yang harus dilakukan tapi tak
kunjung dilakukan. Kalaupun dilakukan maka hasilnya tidak akan baik. Begitu
juga dalam konteks belajar, rasa malas yang membuat seseorang bisa melakukan plagiarisme
terhadap karya orang lain ketika mengerjakan tugas. Dan kalau tugas belajarnya
dibuat sendiri maka hasilnya lebih banyak asal-asalan.
Rasa malas ini yang perlu
diselesaikan dengan mengetahui penyebabnya. Malas tidak muncul begitu saja.
Deni Mahardika dalam bukunya Menerapkan “Hypnostudying” : Strategi Cerdas Membuat Peserta Didik Keranjingan
Belajar, mengatakan bahwa penghalang orang untuk bisa semangat belajar
adalah “mental-block”. Mental Block diartikan oleh Deni sebagai “kondisi mental
yang menghambat seseorang dalam mencapai keinginannya yang sebenarnya berasal
dari belief atau keyakinan yang
membatasi.” Mental-block bisa
menjelma dalam berbagai wujud, seperti rasa sulit, rasa tidak mungkin, rasa
tidak percaya diri, dan tentu saja rasa malas. Ini semua yang membuat seseorang
jadi tidak punya mood untuk belajar.
Belum mulai belajar, sudah rasa malas.
![]() |
| Sumber : idekreatifguru.blogspot.com |
Tanpa disadari sebenarnya mental-block itu disebabkan oleh diri sendiri. Walaupun kita bisa
berkata bahwa ada juga faktor di luar diri yang mempengaruhi. Seperti saat kita
akan belajar sesuatu yang baru, lalu ada orang lain yang berkata “ah itu tidak
penting”. Memang kata-kata orang lain bisa berpengaruh bagi kita tapi yang
paling menentukan adalah diri sendiri. Orang lain mau berkata apa, yang penting
tidak kita setujui, maka tidak akan muncul mental-block.
Yang perlu diwaspadai pertama-tama adalah apa yang kita katakan pada diri
sendiri. Atau lebih tepatnya, kalimat-kalimat dalam hati kita.
Deni Mahardika memberi contoh beberapa kalimat yang
memunculkan mental-block, seperti “Oh,
saya sudah tahu itu”; “Ah.. teori apa lagi ini?”; “Saya tidak membutuhkan itu”;
dan kalau bisa saya tambahkan misalnya, “Ini barang cuma bikin lelah” ; “Tugas
ini cuma buang waktu saja”, “Ini barang aneh tidak berguna”; “Ini terlalu sulit
bagi saya”; “Saya ini bodoh”; “Kita ini orang miskin, tidak usah belajar, yang penting kerja.” serta berderet
kalimat-kalimat yang berfungsi agar kita percaya bahwa kita tidak bisa
mempelajari hal baru. Kalau sampai kita jatuh dalam rayuan kalimat-kalimat itu,
maka kita akan mandeg, tidak bisa
menerima perkembangan baru lagi.
Dengan demikian, rasa malas sebenarnya bukan muncul begitu
saja. Ia muncul karena kita sudah memiliki mental-block
terlebih dahulu. Yang bisa dilakukan adalah terus mawas diri dan lingkungan,
karena di dalam diri dan lingkungan kita banyak kalimat-kalimat mental-block yang bertebaran. Seringkali
juga ada orang-orang yang memelihara kalimat-kalimat itu dan terus
menyampaikannya di berbagai kesempatan agar orang lain tidak berkembang.
Di postingan berikutnya, saya akan memberi satu contoh
paling baik bagaimana menangkal mental-block.
Ikuti terus !


Komentar
Posting Komentar