Berbahasa ternyata perlu santun
Bahasa menjadi suatu hal penting di era informasi sekarang
ini. Bagaimana tidak, memang orang menyampaikan informasi dengan menggunakan
bahasa. Di media sosial yang kita saksikan tiap hari, entah itu yang menekankan
gambar ataupun video, tetap saja memakai bahasa entah itu dalam bentuk caption atau di dalam video dan gambar.
Bahasa jadi lebih penting lagi saat semua postingan
itu dikomentari. Yang terjadi
sekarang adalah karena semua orang bisa berkomentar dengan, bahasa yang dipakai
itu jadi tidak terkendali. Itu bisa terjadi sebab orang-orang yang berkomentar
tidak mengetahui kalau berbahasa ternyata punya standar kesantunan, yang secara
mendasar mempengaruhi relasi antar manusia di dunia maya dan riil.
![]() |
| Sumber : bulaksumurugm.com |
Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Kesantunan Berbahasa mengatakan kalau bahasa yang tidak santun itu
disebab karena beberapa hal. Seringkali orang yang suka melontarkan kritik,
tidak menyadari atau sengaja menyampaikan kata-kata yang kasar. Emosi yang
tidak dikontrol juga membuat seseorang menyampaikan ujaran yang penuh
kemarahan. Dalam berujar juga seringkali kita menyampaikan sesuatu dengan
protektif, maksudnya sebelum lawan bicara apapun, kita sudah menyatakan bahwa
mereka pasti salah dan kita yang benar. Menuduh lawan bicara tanpa dasar juga
membuat bahasa yang kita gunakan jadi tidak santun. Lalu dengan sengaja kita
mengungkapkan bahasa yang membuat orang lain jadi terpojok.
Chaer mengatakan bahwa memang dalam kenyataannya ada
orang-orang yang tidak mengerti tapi juga faktor lingkungan yang terbiasa
berbahasa kasar juga mempengaruhi. Inilah fungsinya kita mengetahui kaidah
kesantunan. Semua contoh ketidaksantunan itu memperlihatkan bahwa ketika
berbicara kita harus mengakui keberadaan dari lawan bicara sebagai subjek yang
dihormati. Bukan hanya sekedar asal bicara tanpa memandang orang yang menjadi
lawan bicara. Beberapa hal yang perlu kita perhatikan soal kesantunan ini yaitu
kita harus memperhatikan perasaan dari lawan bicara kita, sebisa mungkin kita
membuat lawan bicara itu memiliki perasaan yang positif. Kita perlu bersimpati
dengan apa yang dirasakannya. Selain itu perlu kita pergunakan kata sapaan atau
kata ganti jika menyapa orang lain yang perlu dihormati. Sering mempergunakan
kata “maaf” untuk menyebut kata-kata yang tabu.
Saya akui kalau dalam persahabatan memang tidak mengenal
standar kesantunan. Makin kurang ajar maka makin menunjukkan kedekatan. Tapi
dalam soal penggunaan bahasa di ruang public, perlu berhati-hati karena apa
yang kita posting itu bisa dibaca
oleh semua orang, bukan hanya sahabat kita. Dalam ruang publik dan kepada
orang-orang tertentu memang standar kesantunan perlu menjadi patokan kita dalam
berbahasa. Ini menunjukkan level keterdidikan kita. Jangan sampai kita
mempunyai pendidikan tinggi tapi cara berbahasa kita masih rendah. Sungguh
disayangkan.


Komentar
Posting Komentar