Mati Suri Menulis


Memang ternyata benar konsisten melakukan sesuatu tiap hari adalah sulit. Hal-hal natural tentu tidak begitu. Tapi itu menjadi benar kalau yang dilakukan adalah kebiasaan baru seperti ONOA (One Night One Article). Hal ini sangat baik kalau terus dilakukan dan amunisi untuk begitu lumayan banyak. Buku tersedia. Tiap hari harus baca buku karena mengajar. Belum lagi ilmu-ilmu baru selalu berlimpah di medsos khususnya youtube. Tapi ya begitulah ONOA harus menerima kenyataan mati suri. Setelah terakhir memposting tulisan lama yang dulu pernah dikirim ke media massa namun ditolak akhirnya ONOA stop selama beberapa bulan.
Sekarang dalam masa karantina mandiri karena wabah yang sementara menjangkit di Indonesia, saya punya waktu lebih untuk menulis lagi. ONOA akhirnya bangun lagi dari tidur yang lumayan lama. Dalam waktu  yang dimulai dari nol ini, barangkali ada baiknya evaluasi terhadap peristiwa yang menimpa ONOA ini dilakukan.
Komitmen dalam melakukan praktek menulis tiap hari lumayan sulit dilakukan karena secara psikologis belum siap. Ketidaksiapan ini karena tingkat stress yang tinggi akibat berbagai hal. Salah satu yang bisa saya katakan di waktu setahun belakangan ini adalah masa-masa memperjuangkan studi lanjut. Saya sudah lolos beasiswa dan tinggal mencari kampus. Kata “tinggal” ini ternyata tidak semudah itu ferguso ! Butuh waktu setahun lebih untuk saya lobi professor sana-sini, jauh-jauh ke Pare untuk persiapan bahasa inggris, ikut tes di surabaya, sampai lamar kampus di berbagai Negara yang sampai kini belum ada kejelasannya. Itu semua tidak hitung berapa banyak dana dan daya yang habis. Semua itu sungguh menguras energi secara psikologis. Belum mulai studi, saya sudah tertekan begini. Tapi seiring berjalannya waktu, memang saya tidak boleh larut dalam pemikiran sendiri dan bergerak maju untuk memperbaiki diri jadi lebih baik lagi. ONOA adalah salah satu jawabannya. Kalau soal studi, saya sudah bersiap kalau memang tidak mendapat kampus, mungkin beberapa tahun kedepan saya akan melanjutkan studi lagi tapi di jenjang sama yang pernah saya lalui.
Saya kira itu tantangan terbesar hingga membuat ONOA jadi mati suri. Selain tentu tak bisa dipungkiri bahwa tuntutan kerja yang besar, membuat kadang saya kelelahan untuk sekedar mengetik beberapa kata di laptop. Kelas yang diampu saja selama semester ini ada 11. Belum lagi tugas-tugas administratif lain. Tapi saya bersyukur karena walau ONOA ini mati suri tapi ada beberapa tulisan lain yang bisa saya kerjakan. Syukur juga karena ONOA ini bisa berlanjut lagi.
Sudah sejak tahun 2011 saya mulai menggunakan blog sebagai cara menuankan pemikiran. Itu artinya ini sudah tahun kesepuluh saya menjadi seorang Narablog.  Dari semua postingan di blog ini, tulisan tentang kajian teologis terhadap film mendapat pembaca yang terbanyak. Posisi kedua diikuti oleh khotbah yang pernah saya bagikan di beranda facebook saya. Sementara di antara tulisan-tulisan khusus untuk proyek ONOA, pembaca terbanyak ada pada tulisan tentang Kegagalan. Dari sini saya bisa mengevaluasi bahwa ternyata untuk mencapai pembaca yang banyak perlu ada promosi karena tulisan yang paling populer itu turut dipromosikan oleh teman saya. Selain itu, rupanya perlu ada tulisan-tulisan yang bersifat motivatif untuk menghadapi momen-momen buruk dalam hidup. Jadi sejauh ini tulisan supaya menjangkau pembaca yang banyak, selain dipromosikan perlu juga diarahkan ke hal-hal yang memaknai ulang peristiwa negatif dalam hidup.

Komentar

Postingan Populer