Enaknya menjadi Haters di Masa Kini
Haters adalah kata
yang terkenal di masa kini. Minimal anak-anak yang hidup di tahun 2000an pasti
mengenal istilah ini. Angka ini mungkin bertambah jika di dalamnya kita
libatkan ibu-ibu yang baru puber medsos, bapak-bapak yang lagi cari daun muda
untuk selingkuhan, dan para politikus yang lagi sibuk cari wahana tebar pesona.
Mungkin saja istilah ini baru top sekarang. Tapi para haters jika memang sudah muncul di masa dulu dan tetap ada di zaman
ini, pasti memiliki perbedaan. Hal ini saya sebut sebagai perkembangan karena
mengalami peningkatan dalam berbagai hal. Berikut penjelasannya,
Efektifitas semakin meningkat
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan di dunia
teknologi informasi semakin meningkat, maka efektivitas upaya dari para haters juga meningkat. Hal yang paling
jelas adalah dengan berkembangnya dunia internet, waktu yang diperlukan oleh
para haters untuk menyampaikan ujaran
kebenciannya semakin dipersingkat. Kalau sebelumnya membutuhkan waktu beberapa
hari, minggu, bulan dan tahun, sekarang hanya sekian detik saja. Tentu ini
berdampak langsung pada kuantitas. Jika waktu yang diperlukan untuk mengirim
semakin berkurang, maka waktu untuk memproduksi semakin banyak. Merdeka !,
teriak para haters. Semakin banyaklah
ujaran kebencian yang beredar. Dengan demikian peningkatan efektivitas
pengiriman ujaran kebencian mendukung kemerdekaan para haters ! Merdeka !
Variasi ujaran makin mantap
Bukan hanya jumlah yang bertambah tapi perkembangan dunia
sekarang juga mendukung kreatifitas para haters.
Dengan kemudahan untuk mengakses informasi, para haters mendapat bahan bahan untuk menformulasikan ujaran
kebenciannya ke dalam berbagai bentuk. “Knowledge is power”, kata Francis
Bacon. Maka informasi dan pengetahuan yang banyak di masa kini, mendukung
bertumbuhnya kekuatan kreatifitas dari para haters.
Mulai dari sekedar update status facebook,
vlog, meme dll, memberi ruang yang besar bagi variasi ujaran yang mantap untuk
menyerang musuh.
Memperluas wahana pelampiasan
Sudah pernah mendengar tentang teori kambing hitam. Kalau
belum, kacian deh lu !? wkwkwk Isinya kira-kira begini, semua orang harus mencari korban tertentu
untuk melampiaskan semua kepahitan dalam hatinya agar mencapai ketenangan
batin. Dengan adanya kesempatan yang luas untuk para haters, sesungguhnya memudahkan para galau-ers untuk mencurahkan
kekesalannya. Mungkin saja dia baru ditolak cintanya, diputusin pacar,
ditinggalin gebetan yang jadian dengan sahabatnya, kekurangan uang saku,
dimarahin dosen pembimbing skripsi, kalah bersaing dalam pertarungan fashion,
dan kegalauan lainnya akan dengan mudah mendapat ketenangan batin. Tinggal
bergabung saja dengan barisan para haters
yang sudah membentuk kelompok yang tiada terhitung lagi jumlahnya karena
perkembangan masa kini yang pesat. Dengan bergabung dengan para haters, para galau-ers akan dengan mudah menemukan
kambing hitam untuk melampiaskan kekesalan dan kepahitan hatinya. Perkembangan
masa kini sungguh memuliakan para haters !
Mendukung kepopuleran semua bangsa
Ada trend yang muncul akhir-akhir ini, tiap orang mulai
merasa popular karena memiliki haters.
Mungkin saja orang-orang yang mulai merasa punya haters menjadi bertambah derajat hidupnya karena merasa diri
seperti artis. Jika memang demikian, thanks
to perkembangan teknologi masa kini, para haters akan dengan mudah menampakkan dirinya di depan publik,
dengan akun asli atau palsu, dan dengan demikian menambah kepopuleran setiap
orang. Makin banyak haters maka makin
besar kesempatan untuk menjadi popular. Amazing
!

Komentar
Posting Komentar