“Jangan terlalu cepat menghakimi Aborsi!”


“Jangan terlalu cepat menghakimi Aborsi!”
Risalah Diskusi Komunitas Baku Beking Pande, Kamis, 15-February-2012 (a.n. Eunike Pinontoan)

Oleh : Yan O. Kalampung

DISKUSI ini topiknya menarik!”, kata salah seorang teman saya namanya Feralina Lahiwu. Saya rasa juga demikian, diskusi yang difokuskan pada Tema : Kajian Etis-Teologis-Medis terhadap Praktek Aborsi, memang berjalan dengan cukup menarik. Karena Aborsi yang dibicarakan dalam diskusi ini cukup menjadi masalah penting yang sementara dihadapi oleh masyarakat dewasa ini.
“Aborsi adalah masalah primer(utama) yang sementara dihadapi oleh dunia medis sekarang ini.” kata Eunike Pinontoan mengawali diskusi yang terjadi malam itu.
Pada bagian pengantar awal, Eunike (yang adalah Mahasiswa Semester 6 Fakultas Kedokteran UNSRAT) menjelaskan dan mempertegas statement di atas itu sebagai salah satu alasan ia mengangkat Tema tentang Aborsi dalam Diskusi kali itu.
“Karena ini adalah masalah Primer, maka dirasa mendesak untuk memikirkan solusi mengenai permasalahan ini.” kembali Ike (nama panggilan akrab dari Eunike) menambahkan.

Kami yang hadir saat itu (saya, Inry H. Makanoneng, Norlia N. Manengkey, Apriany M. Andaria, Krueger K. Tumiwa, Alfian R. Komimbin), cukup tercerahkan dengan penjelasan yang diberikan oleh Ike.

Apalagi Ike mulai menjelaskan mengenai Aborsi itu, secara medis dengan cukup mendetail. Saya juga baru menyadari dan mengetahui, bahwa ternyata Aborsi itu terbagi atas 2 Jenis yaitu : Aborsi Alamiah dan Aborsi Buatan.

Aborsi Alamiah, menunjuk pada peristiwa Keguguran Kandungan yang disebabkan oleh kejadian yang tidak disengaja. Misalnya, kandungan lemah, kelelahan, atau sempat mengalami benturan yang cukup keras dan penyebab-penyebab lainnya yang menyebabkan keguguran kandungan itu terjadi tanpa disengaja.

Aborsi Buatan, berarti peristiwa Keguguran Kandungan yang disebabkan oleh hal-hal yang disengaja. Misalnya pergi ke Dukun Beranak, sengaja tidak mengurus diri dengan baik, atau dilakukan Prosedur pengguran oleh Dokter sesuai dengan izin Keluarga atau Orang Tua ataupun dengan dibuat Surat Pernyataan.

Sampai disini kami diberi kejelasan yang baik mengenai kedua jenis Aborsi yang dapat dilakukan yang segaja digolongkan oleh para Ahli Medis.

Setelah itu, lebih mendalam lagi saya menjadi sadar mengenai situasi-situasi yang menyebabkan seorang Dokter itu rela melakukan Aborsi terhadap Pasiennya.

Para Dokter melakukan Aborsi, semata-mata untuk keselamatan dari Pasien. Walaupun semua keputusan terakhir ada pada Individu si Pasien, namun yang menjadi Pertimbangan terutama adalah Keselamatan Individu.

Dokterpun juga mengalami dilemma ketika dalam suatu kasus ia dipaksa harus memilih di antara ibu atau anak yang harus diselamatkan. Atau misalnya ketika diperhadapkan pada fakta bahwa Janin dari si Pasien ketika diperiksa, tidak bisa lagi dibiarkan berkembang hingga lahir. Karena pada akhirnya, si Janin pasti akan meninggal.

Melihat situasi Etis Medis macam ini, para Mahasiswa Teologi diperhadapkan dengan Dilema. Karena di satu sisi Alkitab menentang keras Aborsi yang di dalamnya mengandung unsur Pembunuhan!
Tapi setelah melihat Fakta Medis tadi, ternyata ada situasi-situasi medis yang memungkinkan Pembunuhan satu Pihak demi keselamatan Pihak lain.

Saya jadi teringat dengan Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Entah kajian Teologis ini dapat disetujui oleh banyak pihak bahwa Pengorbanan Yesus Kristus yang dibunuh dapat dilegalkan karena ada unsur Kasih, maka salah satu Kasus Medis yang ada unsur Kasih dapat dilegalkan secara Teologis. Saya menarik pelajaran dari sini bahwa dalam Kasus Aborsi, kita tidak bisa langsung menghakimi bahwa itu adalah Dosa!

Kita perlu mengkaji lebih lanjut mengenai Aborsi yang dilakukan oleh seseoran itu, atas dasar apa. Sehingga dari dasar itu mungkin, kita dapat melakukan kajian Teologis yang cukup tajam menurut saya.

Komentar

  1. itu abortus spontanitus dan abortus provocatus..
    dalam kasus kedua, ada perdebatan etis yang cukup serius dari kelompok pro-life n pro-choise...klmpk pertama berpendapat bahwa secara kodrati tindakan menghilangkn nyawa orang lain tidak benar, sedang yg kedua berpendapat bahwa untuk urusan itu adalah pilihan dari si ibu..

    BalasHapus
  2. Terima Kasih atas Infonya. Memang ada berbagai permasalahan etis yang muncul dari Praktek ini. Untuk sedikit kajian tentang itu, dapat dilihat di http://yan-o-kalampung.blogspot.com/2012/03/hargai-hidupku.html
    Salam.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer