Menjadi Mahasiswa
Menjadi Mahasiswa[1]
Sebuah kajian dari Pengalaman Pribadi
Oleh : Yan O. Kalampung
Pertama-tama secara jujur, saya harus mengakui bahwa materi ini adalah hal yang sangat penting bagi saya. Karena ini adalah hal yang saya renungkan “siang dan malam”. Menjadi sangat penting juga karena hal ini menjadi tugas sekaligus berkah bagi setiap orang yang memahami. Bagi siapapun yang memahami pokok ini, maka ia akan dengan mudah memahami hal yang lain dalam hidupnya. Saat ia mengetahui salah satu tugas dalam hidupnya, maka menurut saya ia akan dengan mudah memahami tugas lagi dalam hidupnya. Paling tidak, ia tahu apa dan bagaimana ia mencari tugasnya.
Mengapa menjadi Mahasiswa?
Pertanyaan ini mungkin menjadi sangat mudah kalau kita berpikir keadaan kita sekarang. Kita dapat langsung menjawab, karena tanpa menjadi mahasiswa kita tidak akan mendapat gelar entah itu sarjana, magister ataupun doctor. Maka menjadi mahasiswa adalah suatu kewajiban. Kita coba lihat dari sudut pandang lain. Mengapa harus menjadi mahasiswa baru mendapat gelar-gelar tadi, mengapa tidak tetap saja disebut siswa atau pelajar atau anak bawang, atau malah anak buah. Tentu kita perlu lebih lagi mencari tahu asal-usul istilah ataupun makna ataupun apalah sesuatu mengenai istilah tersebut.
Apa itu Mahasiswa?
Ada sesuatu yang paling mencolok dari kata “mahasiswa” itu. Hal yang mencolok itu adalah kata “maha” yang ada di kata itu. Siswa adalah sesuatu yang mungkin kita tahu artinya yaitu pelajar. Barangkali itu berasal dari Bahasa Sansekerta. Namun kita perlu memperhatikan kembali kata “maha” tadi. Kata “maha” itu, berarti besar, hebat atau barangkali luar biasa. Inilah hal menariknya, apakah hal yang luar biasa, hebat, besar dari mahasiswa itu.
Menjadi Mahasiswa sebagai suatu Tugas
Sekarang kita coba untuk mencari tahu apa yang hebat, luar biasa, atau besar dari Mahasiswa itu. Tentu ini hal yang perlu kita diskusikan malam ini, namun menurut hal yang paling membedakan Mahasiswa dari Siswa itu adalah Inisiatif. Pemahaman ini saya dapatkan dari Prof. W. A. Roeroe. Namun seiring berjalannya waktu, saya semakin setuju akan pendapat ini. Karena inilah yang mencolok,. Waktu Sekolah (SMA dll.) kita jadi orang yang mirip “robot” karena hanya menerima mentah-mentah pendapat Guru. Sehingga waktu kuliah seharusnya kita sepatutnya menjadi Peneliti, itukan artinya “Sarjana”. Sehingga ini juga menjadi efek pemikiran bagi kita bahwa menjadi Mahasiswa berarti menjadi orang yang bersiap-siap menjadi Sarjana. Terlepas dari apakah pendapat ini dapat diterima atau tidak itu terserah. Yang penting inilah pendapat saya. Terserah dari teman-teman menerima atau tidak.
[1] Materi Pengantar Diskusi Komunitas Baku Beking Pande, Jumat, 9 Desember 2011 di Asrama Tiberias a.n Yan O. Kalampung


Komentar
Posting Komentar