Filosofi Bambu
Bambu adalah tumbuhan yang biasa kita lihat. Barangkali kalau di Indonesia, masih termasuk kurang. Itupun kalau dibandingkan dengan Cina yang sering disebut Negeri Tirai Bambu. Namun dibalik semua itu ada hal yang menarik yang barangkali layak untuk kita simak sebagai salah satu pedoman bagi kita untuk hidup.
Bambu memiliki beberapa sifat, seperti lentur, pintar menyimpan air di ruas-ruasnya yang bisa dibilang cukup banyak itu, juga ia memiliki bulu-bulu yang sangat kecil yang kalau terkena kulit manusia dapat menyebabkan gatal-gatal. Dari sifat -sifat itu kita bisa belajar beberapa filosofi hidup,
Kelenturan, sikap untuk menerima segala sesuatu dengan sabar namun dapat tetap tahan juga dapat sewaktu-waktu menyerang balik.
Jika kita memperhatikan bambu ketika diterpa angin, maka ia akan membengkok searah dengan arah bertiupnya angin, dan pada waktu yang pas dapat kembali ke posisi semula dengan aman. Namun sadarkah kita, ketika bambu tersebut selesai ditiup angin, ia malah menyerap kekuatan angin dengan cara membengkok dan ketika kembali ke bentuk tegak ia memiliki kekuatan untuk memukul dengan kuat. Di zaman sekarang ini, yang penuh dengan persaingan, barangkali filosofi ini dapat kita pergunakan. Ketika tantangan datang, kita harus menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadapi, kemudian di saat yang tepat kita dapat menghantam tantangan itu dengan serangan balik dan membuat tantangan itu tidak ada apa-apanya.
Menyimpan air di ruas-ruasnya, sikap waspada selalu akan apa yang akan datang.
Coba kita perhatikan bambu muda yang baru dipotong, kemungkinan besar ada air yang terdapat pada ruas-ruasnya. Pada masa kini, kalau kita tidak memiliki persiapan dalam menghadapi tantangan, maka kita akan dengan muda diombang-ambingkan. Barangkali itulah yang menjadi semacam penyemangat bagi bambu, ketika diterpa angin. Bahwa sekeras apapun angin menghantam, bambu tetap dapat bertahan hidup karena bambu memiliki sumber hidup yaitu air yang tersedia di ruas-ruasnya. Semua itu tentu menjadi semacam teguran bagi kita yang hidup bersenang-senang saja. Tanpa pemikiran akan masa depan maka bisa dipastikan kita akna memilki hambatan yang besar untuk bertahan hidup di waktu yang akan datang.
Bulu-bulu kecil yang dapat membuat gatal-gatal, sikap bertahan diri dari hal-hal yang mematikan
Bulu-bulu kecil itu dapat membuat gatal-gatal jika bersentuhan secara langsung dengan kulit manusia. Sekarang ini, kalau kita tidak memperlengkapi diri dengan berbagai pengetahuan maka kita akan dengan mudah dipermainkan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih dari kita. Contohnya saja, sekarang banyak daerah-daerah yang karena sikap pemerintah yang pilih kasih maka semua kekayaan alam yang dimiliki oleh daerah tersebut disedot habis-habisan sedangkan rakyatnya menderita kemiskinan. Ada penelitan, bahwa wilayah Negara Indonesia adalah Atlantis yang hilang. Atlantis adalah semua pulau impian dimana semua kekayaan alam melimpah dimiliki oleh pulau tersebut. Ini hanyalah salah satu pemacu bagi kita untuk semakin banyak belajar memahami kekayaan yang kita miliki. Semoga kita dapat melakukan semua ini.
Bambu memiliki beberapa sifat, seperti lentur, pintar menyimpan air di ruas-ruasnya yang bisa dibilang cukup banyak itu, juga ia memiliki bulu-bulu yang sangat kecil yang kalau terkena kulit manusia dapat menyebabkan gatal-gatal. Dari sifat -sifat itu kita bisa belajar beberapa filosofi hidup,
Kelenturan, sikap untuk menerima segala sesuatu dengan sabar namun dapat tetap tahan juga dapat sewaktu-waktu menyerang balik.
Jika kita memperhatikan bambu ketika diterpa angin, maka ia akan membengkok searah dengan arah bertiupnya angin, dan pada waktu yang pas dapat kembali ke posisi semula dengan aman. Namun sadarkah kita, ketika bambu tersebut selesai ditiup angin, ia malah menyerap kekuatan angin dengan cara membengkok dan ketika kembali ke bentuk tegak ia memiliki kekuatan untuk memukul dengan kuat. Di zaman sekarang ini, yang penuh dengan persaingan, barangkali filosofi ini dapat kita pergunakan. Ketika tantangan datang, kita harus menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadapi, kemudian di saat yang tepat kita dapat menghantam tantangan itu dengan serangan balik dan membuat tantangan itu tidak ada apa-apanya.
Menyimpan air di ruas-ruasnya, sikap waspada selalu akan apa yang akan datang.
Coba kita perhatikan bambu muda yang baru dipotong, kemungkinan besar ada air yang terdapat pada ruas-ruasnya. Pada masa kini, kalau kita tidak memiliki persiapan dalam menghadapi tantangan, maka kita akan dengan muda diombang-ambingkan. Barangkali itulah yang menjadi semacam penyemangat bagi bambu, ketika diterpa angin. Bahwa sekeras apapun angin menghantam, bambu tetap dapat bertahan hidup karena bambu memiliki sumber hidup yaitu air yang tersedia di ruas-ruasnya. Semua itu tentu menjadi semacam teguran bagi kita yang hidup bersenang-senang saja. Tanpa pemikiran akan masa depan maka bisa dipastikan kita akna memilki hambatan yang besar untuk bertahan hidup di waktu yang akan datang.
Bulu-bulu kecil yang dapat membuat gatal-gatal, sikap bertahan diri dari hal-hal yang mematikan
Bulu-bulu kecil itu dapat membuat gatal-gatal jika bersentuhan secara langsung dengan kulit manusia. Sekarang ini, kalau kita tidak memperlengkapi diri dengan berbagai pengetahuan maka kita akan dengan mudah dipermainkan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih dari kita. Contohnya saja, sekarang banyak daerah-daerah yang karena sikap pemerintah yang pilih kasih maka semua kekayaan alam yang dimiliki oleh daerah tersebut disedot habis-habisan sedangkan rakyatnya menderita kemiskinan. Ada penelitan, bahwa wilayah Negara Indonesia adalah Atlantis yang hilang. Atlantis adalah semua pulau impian dimana semua kekayaan alam melimpah dimiliki oleh pulau tersebut. Ini hanyalah salah satu pemacu bagi kita untuk semakin banyak belajar memahami kekayaan yang kita miliki. Semoga kita dapat melakukan semua ini.

Komentar
Posting Komentar