Angkatan 2008ku.. Apa kabarmu sekarang??
Baru-baru ini (saya lupa tanggal berapa dan hari apa), angkatan 2008
meraih juara umum di Festival HIMA Fakultas Teologi UKIT. Saya terus
terang tidak menyangka, tetapi tak dapat disangkal ini adalah suatu hal
yang membanggakan bagi angkatan 2008. Tentu kita akan bertanya, what's next?
Setelah glamour penghargaan yang didapat itu, apa selanjutnya?
Apa yang akan dilakukan berikutnya?
Ato yang mungkin ingin saya tanyakan,
Apa manfaat penghargaan ini untuk Angkatan 2008 yang tercinta?
Mungkin ada beberapa dari kita yang akan langsung menjawab.. Torang Mo Pasiar!!!!!!!
Sangat menggembirakan jawaban itu mungkin..
Tetapi apakah yang akan menjadi jawaban dari teman-teman angkatan yang dengan keras (dan nampaknya kritis ) dan diam-diam menolak hal yang diatas dengan berbagai alasan?
Memang saya sadari, kita mungkin stress dan tertekan dengan apa yang kita alami di kampus..
Tetapi apakah kita sadar dengan keadaan kita sekarang sebagai suatu perkumpulan (atau dalam bahasa rohani kerennya : persekutuan) yang menamakan diri angkatan 2008...
Sederhananya, beberapa pertanyaan yang mungkin saya tanyakan:
Apakah torang kalo baku lewat, masih baku tegor?
Apakah torang ada keinginan mo tolong torang pe tamang angkatan yang perlu torang mo tolong?
Apakah torang ada rasa penasaran mo cari tahu, torang pe tamang yang so nyanda dapa lia (ato yang masih dapa-dapa lia) pe keadaan?
Sehingga saya mungkin boleh menyimpulkan pertanyaan di atas dengan pertanyaan begini:
Oh, Angkatan 2008ku... Apa kabarmu sekarang?
Yan O. Kalampung
Bitung, 04-Juni-2011



Setelah glamour penghargaan yang didapat itu, apa selanjutnya?
Apa yang akan dilakukan berikutnya?
Ato yang mungkin ingin saya tanyakan,
Apa manfaat penghargaan ini untuk Angkatan 2008 yang tercinta?
Mungkin ada beberapa dari kita yang akan langsung menjawab.. Torang Mo Pasiar!!!!!!!
Sangat menggembirakan jawaban itu mungkin..
Tetapi apakah yang akan menjadi jawaban dari teman-teman angkatan yang dengan keras (dan nampaknya kritis ) dan diam-diam menolak hal yang diatas dengan berbagai alasan?
Memang saya sadari, kita mungkin stress dan tertekan dengan apa yang kita alami di kampus..
Tetapi apakah kita sadar dengan keadaan kita sekarang sebagai suatu perkumpulan (atau dalam bahasa rohani kerennya : persekutuan) yang menamakan diri angkatan 2008...
Sederhananya, beberapa pertanyaan yang mungkin saya tanyakan:
Apakah torang kalo baku lewat, masih baku tegor?
Apakah torang ada keinginan mo tolong torang pe tamang angkatan yang perlu torang mo tolong?
Apakah torang ada rasa penasaran mo cari tahu, torang pe tamang yang so nyanda dapa lia (ato yang masih dapa-dapa lia) pe keadaan?
Sehingga saya mungkin boleh menyimpulkan pertanyaan di atas dengan pertanyaan begini:
Oh, Angkatan 2008ku... Apa kabarmu sekarang?
Yan O. Kalampung
Bitung, 04-Juni-2011

Komentar
Posting Komentar