Tiada jumpa, tiada kreatif.



Aku baru saja menyelesaikan film yang kutonton sendiri di kost. Kamar ini sudah kutempati beberapa bulan. Warna dindingnya pink, kamar mandi pribadi, serta wastafel dan sedikit ruang di sebelahnya yang memungkinkan untuk diisi dengan peralatan masak. Kenyataanya sedikit ruang itu lebih mirip meja yang diisi oleh rak piring dan beberap kotak susu dan gula serta keranjang yang berisi bahan-bahan masakan. Kasur ? Tempat tidur di lantai karena inginku kamar lebih luas. Tulisan ini dibuat di lantai, saat saya mendengar suara azan untu menunaikan sholat subuh.
Saya lanjut membaca buku karangan dari Rollo May yang berjudul “Kreativitas dan Perjumpaan.” Satu hal yang kutemukan adalah ia bicara soal perjumpaan. Menurutnya kreativitas seorang seniman hanya muncul dari perjumpaan. Seorang seniman menghasil karya yang luar biasa setelah mengalami perjumpaan yang mendalam dengan dunia. Perjumpaan ini membuat seorang seniman mampu melampaui subjektivitas dirinya dan masuk ke dalam dunia objektif. Ia melampuai batasan subjektivitas dan objektivitas. Ia ditarik ke dalam dunia. Ia menyatu dengan dunia melalui karya yang dihasilkannya. Seorang seniman yang sementara melakukan kerja kreatif seperti mengalam ekstase dan seringkali lupa waktu dan lupa diri. Tapi ini bukan berarti bahwa seniman itu menjadi orang yang tidak karuan. Mereka seringkali memiliki pemikiran melampaui zamannya sehingga kelihatan seperti orang gila. Namun mereka sendiri adalah orang-orang yang disiplin.
Aku sekarang berusaha untuk membangun kedisplinan diri dalam melakukan kerja kreatif menulis. Mungkin aku terlalu pongah sekarang untuk berkata bahwa aku adalah seorang kreatif. Barangkali memang ini hanya kerja hobi saja, hobi menulis. Tapi agar hobi ini berlanjut terus perlu ada kedisiplinan. Aku melantik diriku sendiri untuk menjadi pengasuh padepokan ONOA. Padepokan ONOA adalah padepokan One Night One Article. Itu artinya ini adalah padepokan disiplin menulis. Barangkali memang ini kerja gila. Karena dari salah satu penulis yang saya ikuti di Facebook, ia sendiri hanya berani dua artikel dalam satu minggu. Aku malah mau 7 artikel per minggu. Ini Gila! Rollo May membuat ini mungkin. Dari ilmu yang ditularkan dalam bukunya, orang bisa kreatif kalau ada perjumpaan. Walaupun aku tidak sekreatif para seniman yang dibicarakan oleh May, tapi mungkin aku bisa belajar untuk kerja hobi menulisku ini untuk terus melakukan perjumpaan dengan dunia agar aku bisa terus melaksanakan tanggung sebagai pengasuh padepokan ONOA dengan penuh amanah dalam dada disertai kerja yang efektif dan bermanfaat. Ceileehhh… Gaya aja luu ndroo…

Komentar

Postingan Populer