Tentang Cinta



Derrida tentang Cinta dan “Ada”

 Oleh : Yan O. Kalampung

Dalam penjelasannya mengenai Cinta, Jacques Derrida berbicara mengenai Cinta bagaimana dan kepada apa diarahkan. Ada dua tujuan atau arahan kemana Cinta itu pergi. Ada Cinta kepada seseorang dan Cinta kepada sesuatu dari seseorang tersebut (to who and to what). Disini Derrida menjelaskan Cinta kepada seseorang itu berarti mencintai seseorang itu apa adanya dari dirinya. Cinta yang kedua adalah Cinta kepada sesuatu entah itu kecantikan atau hal lain yang mungkin kita sukai dari orang tersebut. Sehingga ketika sesuatu yang kita sukai itu hilang misalnya, maka Cinta itu juga hilang. Begitu juga ketika menyadari bahwa yang kita sukai itu ternyata palsu atau tidak ada maka Cinta itu akan kecewa dan menghilang.

Dari situ Derrida kemudian menghubungkan persoalan Cinta itu dengan konsep tentang “Ada”. Dalam proses mencintai, sang pecinta hanya menyadari keberadaan dari yang dicintai. Yang “ada” bagi si pecinta hanyalah siapa (who) atau apa (what) yang dicintai. Ketika seseorang mampu melihat dan menerima keberadaan dari yang dicintai itu sepenuhnya, maka seseorang itu benar-benar ada bagi si pecinta. Jika yang dicintai itu adalah what, maka si pecinta hanya akan melihat yang “ada” yaitu sesuatu yang dibutuhkan/disukai dari orang lain.

Refleksi atas pemikiran Derrida ini, menurut saya masih perlu dikembangkan lagi tentang bagaimana seseorang agar bisa menjadi pecinta yang mampu mencintai who dan bukan hanya what. Mungkinkah Cinta dimulai dahulu dengan what, sebab seperti dikatakan oleh Derrida, bahwa “love begins with seduction because of something”. Bukankah memang semua Cinta begitu dimulai dari what dahulu hingga berubah menjadi who? Ataukah seseorang itu mungkin ketika pertama kali mencinta langsung mencintai who?

Komentar

Postingan Populer